Cinta Kasih Sesama: Bali

Bali

Aku jeki, seorang laki-laki yang terjebak dalam dilema cinta sejenis. Aku mengenal cinta sejenis dari tetangga kosku. Dia adalah jimmy,  tetangga yang sangat ramah, namun dibalik keramahannya tersimpan sebuah rahasia yang tak mungkin semua orang tau. Rahasianya adalah dia seorang gay. Aku tidak pernah menyalahkan jimmy, karena aku tahu bahwa jimmy hanya jiwa yang tidak berdaya dengan perasaan cintanya terhadapku. Yang aku sesalkan adalah diriku, aku seharusnya tidak seperti jimmy menjadi penyuka sejenis. Namun akupun juga tidak berdaya karena jimmy selalu menghujaniku dengan cintanya. Mungkin pandangan orang lain cinta sejenis hanya berorientasikan Sex, sex dan sex. Namun hubunganku dengan jimmy tidak selalu diorientasikan dengan Sex.
Hadiah Liburan dari papa
setelah dua minggu aku bergulat dengan ujian akhir semester 8 mata kuliah yang aku tempuh, akhirnya aku puas dengan IP dan IPKq. Semua masalah dan penderitaanku di semester ini telah terhapus oleh nilai-nilaiku. IP 3,74 mendongkrak IPK-ku dari 3,62 menjadi 3,64. Aku bangga dengan apa yang aku genggam ini, yakni kertas hasil studi yang siap dikirim kampus ke orang tua kami.
Jimmy, sekarang dia berdiri disampingku menemani diriku untuk mengurus semua administrasi di kampus sebelum liburan panjang. Jimmy telah mengisi kekosongan hatiku hampir empat bulan lebih setelah penghianatan rani kekasihku. Selama 4 bulan itu aku hanya beberapa kali hubungan sex dengan jimmy. Sebulan pertama hanya sebatas ciuman dan saling mengocok. Bulan kedua aku beranikan untuk oral sex. Dan dibulan ke tiga dan empat kami saling anal. Selama 2 bulan itu aku hanya sekali dianal dan itu sangat menyakitkanku. Jimmy tahu kalau aku tidak suka dianal, dan akhirnya dia tidak pernah memintanya lagi. Namun setiap kami bergumul jimmy tidak pernah melarangku untuk memasukan barangku kedalam lubang kenikmatannya. Kami lakukan sex hanya saat malam minggu saja, dan itupun tidak harus.
“Jim, kamu liburan mau kemana?” tanyaku saat kami ada di parkiran.
“aku ikut kamu aja jek, kamu pasti mau liburan kan?” jawab jimmy. “Iya, rencananya aku pengen jalan2  jim, ke bali ato ke jogja?” aku memberikan opsi liburanku. “aku ada tante di jogja, namanya tante selly” jimmy menjawab. “ouw. . .Jadi pilihanmu ke jogja?”tanyaku.
“hm. . .Enggak jek, q cuma mau ngasih tahu aja kok, gimana kalo ke bAli?”usul  jimmy. Aku hanya tersenyum dan menganggukan kepala. Aku langsung menuju parkiran motor, sedangkan jimmy masuk ke honda jazz birunya. Aku kendarai motor menuju toko roti di kota jember, jimmy mengikutiku dari belakang. Motorku diparkir pas samping mobil jimmy, bersama2 aku masuk ke toko itu dan langsung mengambil nampan dan capit. Aku pilih cake dan roti favorit anggota keluargaku dirumah untuk oleh2. Jimmy juga membeli oleh2 untuk kedua orang tuanya, karena dia tinggal hanya bertiga dengan kedua orang tuanya. Setelah pesanan kami dibungkus, aku keluarkan 3 lembar uang 50ribu untuk membayar barang kami. “udah, biar Aku yang bayar” protesku saat jimmy mengeluarkan isi dompetnya. “thanks ya jeki” jimmy berterimakasih.
Akhirnya aku sampai dirumah, aku senang membuat mama dan kakakku bahagia. Apalagi dengan sikembar dhika dan dhiko, yang saling berebut. Aku harus membelikan mereka barang yang sama agar tidak saling berebut. Setelah istirahat aku utarakan niatku untuk liburan ke bali pada mamaku. Mama selalu mengijinkanku apa mauku, tapi aku mesti izin dulu ke papa. Papaku bekerja diluar negri tepatnya di negeri jiran, beliau sebagai penyalur tenaga kerja disana, dan papa juga sebagai kontraktor yang mempekerjakan TKI yang 70% ilegal. Jadi papa pulang 3 bulan sekali.
Jum’at sore aku kembali ke jember untuk menyiapkan liburanku ke bali. Jimmy juga udah siap, dengan tas ranselnya. Sebenarnya aku lebih menginginkan naik bus atau motor saja, namu jimmy udah dapat izin dari orang tuanya untuk membawa mobilnya. Jam menunjukan pukul 02:00, alarmQ berbunyi, disampingku ada jimmy yang sedang terlelap. Aku bangunkan dia, untuk siap2 berangkat. Tepat jam 03:00 kami berangkat dari jember menuju pulau dewata. Ini pertama kalinya aku liburan berdua dengan jimmy. Sunrise yang terlihat di ufuk dimur, menyambut kedatangan kami di pulau bali. Alhamdulillah, aku dan jimmy selamat nyebrang ke pulau bali. Sekarang aku yang menggantikan jimmy untuk mengemudi. Jimmy istirahat memejamkan matanya. Tiga jam perjalanan, akhirnya aku tiba di alamat yang di berikan papa kemarin.
*****”pa, jeki mau liburan ke bali. Sesuai janji papa, kalo ipk jeki naik boleh minta hadiah. Sekarang aku minta hadiahku.” “iya, tapi hati2 ya nak. Oia, masih ingat om beny? Sepupu papa yang pernah papa ceritakan dulu, udah 2 tahun dia tinggal di bali. Kamu kesana aja nak, ntar alamatnya aku smsin” suara papa di ujung telfon. “ok pa. .Udah dulu ya, assalamualaikum” aku tutup telfonku.*******
Sekarang aku udah berada didepan rumah besar bercat abu-abu yang minimalis. Alamat yang di kasi papa mudah aku temukan, karena memang rumahnya tidak terlalu masuk gang, 2 kali bertanya udah dapat. Aku pencet tombol bell di samping pintu gerbang, 2 kali aku tekan tombol itu seorang bapak2 setengah berlari menghampiri pintu gerbang. “bisa saya bantu?” pertanyaan bapak2 separuh baya itu dengan logat balinya. “apa betul ini rumah bapak beny handigdo?” aku mengutarakan pertanyaan kepada bapak itu. Ternyata bener, ini adalah rumah om beny. Aku dipersilahkan masuk kedalam halaman rumah itu. Jimmy memasukan mobilnya, dan kamipun menunggu sambil duduk2 di beranda rumah itu. “ceklek”, suara kunci pintu. Aku langsung berdiri, dan keluarlah seorang laki2 sekitar umur 40an badannya tegap dan berisi. Aku pikir dia adalah satpam rumah ini, ternyata dia adalah om beny.
“ini ya, jeki?” om beny langsung merangkulku. Wah kamu sudah dewasa ya jek, pasti kamu tidak tahu tentang aku. Kelihatannya om beny senang dengan kedatanganku, mungkin karena aku adalah keponakan jauhnya. Om beny langsung mempersilahkan aku masuk, rumah segede ini kok sepi ya? Aku mulai bertanya2.  Aku diantar ke kamar kami, kamar yang cukup luas untuk 2 orang. “om, makasih ya, udah izinin jeki tinggal disini untuk liburan, oia perkenalkan ni jimmy teman kampus” om beny langsung menjabat tangan jimmy.  Akhirnya, om beny menyuruh kami untuk istirahat dulu. “eh jim, enak  ya. .Liburan kita sekarang menghemat biaya penginapan hehehe” sambil nyengir aku ngomong pada jimmy.
“iya” jawabnya datar.
“kamu kenapa sayang?, kok cemberut gitu?” tanyaku padanya.
“gapapa, jek…Cuma capek aja, aku mau tidur dulu ok.”jimmy tersenyum padaku. Akhirnya aku juga memutuskan untuk tidur siang juga.
Dia Raditya Widodo
Aku terbangun dengan suara ketukan pintu. Jam udah menunjukan pukul 16:00 berarti aku tertidur 5 jam. Aku buka pintu kamar, ternyata seorang wanita cantik, “jeki ya?” wanita itu menebak namaku. “Iya tante”, aku langsung menyalaminya. Ternyata dia istri om beny, namanya tante Wulan. Tante mengajak kami untuk makan dulu. Aku langsung membangunkan jimmy dan merapikan wajah kami. Aku dan jimmy langsung menuju meja makan, disana udah ada tante wulan dan om beny menunggu kami. Makanan udah tertata rapi, melihatnya aja aku udah bisa menebaknya, pasti makanan ini sangat nikmat. Om beny mempersilahkan kami duduk. Ada 6 kursi, paling ujung ditempati om beny, disampingnya ada tante wulan. Aku langsung duduk di kursi depan mereka. Ada 5 piring yang tersusun, pasti ada seorang lagi batinku. Ternyata benar, seorang remaja seumuranku, tingginya sekitar 173cm, wajahnya ha, sepertinya dia hampir mirip alvin personil band viera, emo boy style, dari cara berpakaian dan model rambut mengarah kesana. Dia mengulurkan tangannya “Radit”, “jeki” jawabku. Dia Radit anak om beny, jimmy juga menjabat tangan radit dan berkenalan, kulihat tatapan mata jimmy seperti pertama kali dia berkenalan denganku. Kami langsung memulai menyantap makanan yang tersedia. Sambil lalu om beny menanyakan tentang papa dan mama dirumah.
Setelah selesai makan, aku dan jimmy kembali ke kamar dan mandi. Aku masuk ke kamar mandi lebih dahulu, karena jimmy masih telfon dengan kedua orang tuanya. Aku langsung meninggalkan jimmy menuju ruang tamu. Ternyata disana ada radit, “eh jeki, sini bro nonton TV” sapa radit sangat ramah. Aku langsung duduk di sampingnya dan mengobrol tentang aktifitas radit. Ternyata radit adalah mahasiswa UDAYANA, dia anak band di kampusnya. Aku dan radit cepat akrab, karena memang kita masih saudara. Tiba-tiba jimmy datang, dan langsung duduk ditengah2 kami. “wah, aku ketinggalan ngobrolnya ne” jimmy mulai membuka percakapan. Radit langsung tersenyum “hm. .Kalian teman kampus ya?” radit bertanya pada jimmy. “iya,kita sekelas dan teman kos juga” jimmy berbohong pada radit.
“dit, ntar malem ajak kami jalan-jalan ya..!” jimmy meminta pada radit. “ok boss, ntar aku ajak keliling, tapi sekitar denpasar aja”. Akhirnya kami jalan-jalan dengan mengendarai mobil jimmy, jimmy yang nyetir dan radit sebagai penunjuk jalan disampingnya. Aku hanya melihat ke akraban mereka dari jok belakang. Aku tidak terlalu memperdulikan mereka, kusibukan diriku dengan main handphone. Keasikan jimmy dan radit makin melupakanku dibelakang, “dasar, homo” aku ngomel dibatinku. Ternyata aku cemburu dengan keakraban mereka.
Akhirnya kami sampai di mall besar di denpasar, dan jimmypun mulai mengajakku ngobrol. “jeki, ayo turun..Kok malah ngelamun?”. “eh, iya…!” aku langsung turun dari mobil. Aku tetap sibuk dengan HPku, jimmy menyadari kalo aku cemburu padanya. “clink” suara sms di hapeku, “cemburu ya? Hahaha” sms dari jimmy. Aku langsung simpan HPku di tas kecil yang selalu aku bawa. Aku langsung bergabung dengan jimmy dan radit. Aku langsung mengajak mereka masuk ke toko acesoris, aku suka dengan acesoris, ntah kalung maupun gelang. Ternyata hobyku sama dengan radit, aku dan radit membeli gelang dan kalung. Saatnya balas dendam pada jimmy, aku selalu mendekati radit. Terkadang aku merangkulnya. Radit juga gitu padaku, mungkin karena kita bersaudara. Ternyata rencanaku berjalan, tanpa sepengetahuan radit, jimmy mencubit pinggangku. Aku tahu jimmy lagi cemburu.
Puas jalan2 n makan, kami kembali lagi kerumah om beny. Rumah udah gelap, radit langsung memasukan mobil jimmy ke garasi. Aku masuk keruang tengah bareng jimmy dan adit menyusulnya. Sepertinya om dan tante udah tidur, aku pamit ke radit untuk istirahat. “jim, kalau kamu masih mau ngobrol ma radit silahkan, aku tidur dulu” aku langsung menuju kamarku. Beberapa saat kemudian, jimmy masuk kekamar, sepertinya dia ganti baju dan langsung tidur disebelahku. Tangan jimmy memelukku dari belakang. Aku hanya diam, pura-pura tidur. “sayang, kamu cemburu ya?” jimmy berbisik ditelingaku. Aku merasakan ada sesuatu yang menggelitik di telingaku. Lidah dan bibir jimy bermain ditelinga kananku. Aku masih berpura-pura tidur, namun detak jantukku memberitahukan bahwa aku berpura2. Aku langsung membalikan badanku, dan ku tampar pelan wajah jimmy. “dasar, mau kamu itu apa? Radit juga ingin kau cetak seperti kamu merubahku?” aku sedikit mengkerutkan alisku. “jeki, perjuanganku untuk dapatin kamu itu gak gampang, kamu tau kalo aku sangat mencintaimu” jimmy langsung mengecup bibirku. Aku lepaskan kecupannya, “jim, ingat kita gak ada komitmen sewaktu-waktu aku harus menikah dengan wanita.” kata-kataku pada jimmy. “iya aku tahu sayang, muaah” lagi2 kecupan dari dia. “udah, kita tidur aja, besok kita jalan2 lagi” akhirnya aku dan jimmy tidur pulas. Minggu pagi, aku bertiga: jimmy, radit, dan aku menuju tanah lot. Puas berfoto-foto dan belanja kami langsung menuju ke Joger, lagi-lagi belanja. Liburan hari minggu ini di akhiri dengan menikmati sunset di pantai kuta.
Pengakuan jimmy didepan radit
suasana pantai kuta yang nyaman dengan sunset menghiasi langit bali, langit berwarna orange membiaskan cahayanya ke laut. Kami bertiga duduk di pantai, aku ditengah2 jimmy dan radit. Mungkin karena suasana yang mendukung, jimmy langsung merangkulku. Jimmy menyandarkan kepalanya ke pundakku, “jek, aku sangat sayang kamu, mencintaimu melebihi semuanya” jimmy mengungkapkan perasaanya. Jantungku langsung berdebar kencang, “apa-apaan kamu jim? Bercandanya kelewatan” aku mentowel kepala jimmy dan mentertawainya. Radit disampingku memandang kita penuh tanda tanya. Jimmy baru sadar kalau disana ada radit bersama kami. Wajah jimmy memerah seperti maling tertangkap basah. Aku langsung berdiri, “tambah ngaco…Dit, jimmy kalau gurau emang gitu, jangan dipikir ini semua beneran” aku menjelaskan pada radit sambil ketawa. Radit hanya tersenyum, “iya, pada ngaco semua…Ayo pulang aja, biar gak kemaleman” radit mengajak kami pulang.
Jam delapan malam kami tiba dirumah, om dan tante masih belum tidur. “gimana jalan2nya?” tanya tante kepada kami. “asyik tan, untung ada radit sebagai tour guide”jawabku. “yaudah sana mandi dulu, di meja makan ada makanan” om beny menyuruh kami mandi. Dikamar aku protes dengan sikap jimmy tadi di pantai kuta. Jimmy meminta maaf padaku, namun aku tidak menjawabnya. Jimmy merasa sangat bersalah, aku langsung mandi. Setelah mandi aku langsung menuju dapur, disana sudah ada radit sedang makan cemilan. “mana jimmy jek?” tanya radit. “masih mandi” jawabku. “kita tunggu jimmy aja ya, kan kasian kalo gak ditemenin makannya” kata radit. “ya, terserah kamu aja, aku gak terlalu laper” jawabku. Lima belas menit berlalu, jimmy belum ke dapur. Radit langsung berdiri dari tempatnya, “biar aku yang manggil jek”. “yaudah, dia mungkin sibuk” jawabku datar. Radit menuju kamar kami, aku menungku mereka selama 10 menit. Aku putuskan untuk menemui mereka, aku langsung bangun dari tempat dudukku. Saat aku berbalik, radit dan jimmy udah menuju ke dapur, radit didepan dengan senyuman khasnya, sedangkan jimmy di belakang dengan wajah murung. “ayo kita makan dulu” ajak radit. Aku langsung mengambil nasi dan lauk, kemudian  menyantapnya. Tidak ada obrolan diantara kami, jimmy fokus dengan makannya, sedangkan radit melihat ke arahku dan ke arah jimmy secara bergantian.
Makan malam udah selesai, aku langsung menuju ruang tengah dimana om dan tante lagi santai menonton TV. “permisi tante, boleh nggak jeki gabung?” tanyaku dengan sopan. Om dan tante mempersilahkanku untuk bergabung. Kami bertiga asik ngobrol tentang, keluarga dirumah, dan kehidupan om beny dan tante saat tinggal di jakarta dulu. Karena malam udah larut, om dan tante pamit untuk istirahat. Aku sendirian di ruang TV, aku tiduran disofa.
“ssst…jeki” suara yang radit membangunkanku, ternyata aku tertidur diruang tengah, lampu juga sudah padam. “eh, radit..Sory aku tertidur saat nonton TV” jawabku. “gak papa jek, ayo ikut aku ke halaman belakang” ajak radit. Kamipun duduk ditepi kolam yang ada di belakang rumah. “kamu ada masalah jek dengan jimmy?” tanya radit. “enggak kok, emang kenapa?” jawabku. “syukurlah, jimmy udah cerita semuanya kepadaku” radit tersenyum. “cerita apa?” aku terlihat sangat gugup. Lagi-lagi radit tersenyum. Dia mendekatiku, “jeki, aku tahu gimana perasaan jimmy terhadapmu. Cewek mana yang gak mau ma cowok ganteng dan sebaik kamu. Bukan hanya cewek, tapi cowokpun juga suka dengan kebaikan dan kesederhanaanmu. Jimmy adalah salah satunya.” radit mengakhiri semua ucapannya dengan senyuman. “jadi, kamu tahu hubungan kami?”tanyaku agak canggung. “iya” jawab radit datar. “kamu, gak jijik dengan hubungan kami?” satu pertanyaan lagi muncul dariku. “rooomy, aku radit widodo gak akan pernah benci kepada hubungan kalian, bahkan membongkarnya kepada orang lain” jimmy berdiri dari tepi kolam dan menuju ke arah ayunan. Aku mengikutinya, “benarkah?” tanyaku padanya. “Ya, benar, karena…” radit memotong kata2nya. “karena apa dit? Karena aku saudara sepupumu?” tanyaku kali ini dengan senyuman. “karena, aku sama seperti jimmy, aku juga suka kamu, dan aku harap nanti tumbuh rasa cinta padamu” radit langsung mencium bibirku sekejab dan langsung lari masuk kerumah. Aku terdiam hanya memandangi kolam renang, kenapa dengan diriku? Ada yang salahkah? Kenapa ada cowok suka dan cinta padaku. Aku hanya terdiam, dan melamun. Karena malam sudah larut, aku langsung masuk kekamar dan tidur disamping jimmy yang terlelap.
Mataku terbuka perlahan, kuarahkan pandanganku ke jam dinding dikamar itu. Waktu menunjukan jam 07:00, aku langsung turun dari tempat tidur menuju kamar mandi. Aku pikir jimmy didalam kamar mandi. “tok..Tok” aku ketuk pintu kamar mandi, aku buka ternyata tidak ada orang. Aku langsung mandi, dan ganti baju.
Setelah merapikan kamar aku langsung menuju dapur untuk buat minuman. Ada seorang ibu2 yang lagi masak, “permisi bu, saya jeki pona’an om beny” sapaku sambil ambil minuman. “bibi udah tahu mas, tadi nyonya udah cerita”, jawab wanita paruh baya tersebut. Aku tahu, ternyata dia adalah pembantu dirumah ini. “nama bibi siapa? Kok pas aku datang bibi gak ada?”. “nama bibi aminah den, kemarin bibi pulang kampung ke banyuwangi, anak bibi menikah.” kata bibi aminah. Ada pisang goreng dan secangkir kopi diatas meja. Bi aminah mempersilahkanku makan pisang goreng. Aku menikmati pisang goreng hangat ini, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundakku. “hei, udah bangun ya?” sapa radit. Aku hanya membalasnya dengan senyuman dan melanjutkan makan pisang goreng. Radit langsung menarik tanganku ke belakang rumah yakni di kolam renang. Disana ada jimmy yang lagi asyik renang, jimmy melambaikan tangannya pertanda dia mengajakku ikut berenang. Aku hanya senyum padanya, dan duduk di ayunan. Radit menemaniku di ayunan, jimmy menepi kearah kami. “jek, hari ini kita mau kemana?” tanya jimmy. “terserah” jawabku. “aku maunya dirumah aja, karena aku masih capek”jawab jimmy. “yaudah, kita dirumah saja” jawabku. Jimmy tersenyum dan mengangguk pertanda setuju. Dia melanjutkan renangnya.
“jek, aku senang melihat kalian akur lagi. Kata jimmy kamu cemburu ya dengan kedekatan kami? Hehe” radit mulai dengan pertanyaannya. Aku lihat kearah radit, “apa’an sih dit” aku melemparnya dengan tisu. “hehehe, gimana ya kalo jimmy tau tentang perasaanku padamu” kata radit. “aku gak tau dit dan aku gak mau membahasnya” aku jawab pertanyaan jimmy tanpa menatap wajahnya. Aku langsung masuk kedalam rumah, di belakangku radit memanggil jimmy “jim, kita kedalam dulu ya, kamu lanjutin aja renangnya”. Aku langsung masuk kekamar, dan ambil jaket dan handphoneku. Aku ingin merasakan jalan kaki didaerah ini. “mau kemana jek?” tanya radit. “aku keluar bentar mau jalan2, tolong sampaikan pada jimmy.” aku langsung keluar rumah.
Ungkapan Hati Radit
Suasana jalan yang lengang, kulihat beberapa remaja putri bali juga lagi jalan2, tiba-tiba ada suara yang memanggilku. “jek, wait me” suara radit yang mengejarku. “loh? Ngapain dit?” tanyaku. “aku mau temenin kamu, ntar kamu nyasar lagi” jawab radit yang ngos-ngosan. Aku masih canggung dengan radit akibat kejadian tadi malam. “heh, ngelamun aja dari tadi”, radit merangkul pundakku. “apa’an sih, ne tempat umum” protesku sambil melepas tangan radit. “jeki, cowok itu biasa gini, dan wajar menurutku” kilahnya.
Akhirnya aku tiba di sebuah bengkel kerajinan, kerajinan keramik. Pemiliknya kenal ke radit, karena radit sering main kesini. Puas dengan tempat itu, radit mengajakku kerumah temannya, radit pinjam motor temannya, dan membawaku ke sawah. Pemandangan sawah yang hijau, dan ada 5 ibu2 membawa sesajen diatas kepalanya. Aku langsung mengambil gambar ibu2 terebut, dan berfoto bersama.
Suasana kembali sepi, aku masih sibuk mengambil gambar pemandangan. Tak terasa tangan radit melingkar di pinggangku, sontak aku terkejut dibuatnya. “dit, kamu knapa? Kok aneh gini” tanyaku sambil berusaha melepas pelukannya yang makin erat. “jek, aku udah suka ma kamu saat pertama kali aku jumpa kamu, dan perasaan cinta mulai tumbuh dalam diriku, dan sekarang aku bisa ungkapkan semuanya padamu, karena aku tahu kamu juga penyuka sesama jenis.” kata2 jimmy yang membuatku membisu. Aku hanya diam, dan tangan radit mulai merenggang dan melepas pelukannya. Aku langsung membalikan badanku, ku pegang pundak radit “dit, kamu ganteng, putih dan tinggi, mudah bagimu untuk mendapatkan cewek.” saranku pada radit. “aku punya cewek kok” jawab radit. Aku hanya tersenyum dan duduk dibatu pinggir sawah. “aku juga masih suka ke cewek dit, dan hanya jimmy cowok yang aku jadikan kekasih. Jujur aku juga suka ma kamu saat pertama kita jumpa, namun itu hanya rasa kagum dan senang ” mungkin pengertianku ini berhasil meyakinkannya. “jek, aku tahu kamu hanya menyayangi jimmy, aku hanya mengungkapkan perasaanku yang sesungguhnya padamu” jimmy berbicara tanpa memandangku. Aku bingung dengan semua ini, kejadian jimmy dulu akan terjadi lagi. Namun bukan jimmy lagi tapi radit. “dit, aku hargai pengakuanmu, aku gak bisa jawab sekarang.” jawabku pada radit untuk membuat dia senang. “ya jeki, aku tunggu jawabanmu itu…Dan aku harap jawabannya adalah iya. Hehehe” radit mulai tersenyum. “nah gitu donk senyum…Kan tambah ganteng, siapa tahu ada cewek nyantol. Hehe” aku mengacak2 rambutnya.
Aku mengajak radit kembali kerumah. Kami berdua langsung ke rumah teman radit dan mengembalikan motornya. Aku dan radit jalan kaki menuju rumah, 10 menit kami sampai dirumah. Jimmy ada didepan rumah menunggu kami “heh, kalian darimana aja? Lama banget!” kata jimmy yang lagi kesel. Aku hanya tertawa melihat tingkahnya seperti anak kecil itu. “lagi kencan” jawab radit. Jimmy langsung merubah mimik wajahnya pertanda minta kejelasan dariku. “jangan dengerin orang stres ini jim.” aku mengacak2 rambut radit. Dan mengajak jimmy masuk kedalam, ku tarik lengan bajunya. Radit hanya tertawa di belakang kami, jimmy masih memasang muka masam. Setelah makan aku masuk kamar, disusul jimmy. Jimmy masih penasaran dengan kata2 radit. “jek, apa bener kata radit tadi?” tanya jimmy. “jangan dengerin, dia cuma ingin ngerjain kamu, siapa suruh curhat tentang hubungan kita pada radit” sambil melihat hasil jepretan kameraku. “terus, tadi ngapain aja?” pertanyaan selanjutnya. “gak ada cuma jalan2 sekitar sini, ne lihat hasil jepretanku” aku memamerkannya pada jimmy. “ouw. . .Gitu, gapapa aku percaya ma kamu jek” jimmy langsung memelukku.
Aku terkejut dengan suara dari arah pintu. “cie..Cie, ada yang bermesraan ne.” radit senyum didepan pintu. Aku langsung melepas pelukan jimmy, jimmy hanya menggaruk kepalanya. “eh, radit sini masuk, kita bicarakan besok kemana enaknya” aku memanggil radit agar suasana tidak canggung. “nggak ganggu kan?” radit nyengir. “dasar” aku lempar dia pake bAntal. Radit menangkap bantal itu, dan duduk di tempat tidur. “gimana besok kita ke bedugul, malemnya ke GWK nonton tari bali” usul radit. “Boleh tuh dit” jimmy mengiyakan. “aku ikut aja, asal ada cewek cantik. Hahaha” jawabku. Jimmy dan radit langsung memukulku dengan bantal. Kami bertiga tertawa bareng dikamar.
Drama cinta segitiga
jam 6 pagi kami berangkat, namun sekarang kami tidak membawa mobil jimmy. Toyota yaris milik radit mengantar kami sampai di bedugul. Radit yang nyetir, aku duduk di jok depan samping radit, sedangkan Jimmy di belakang. Jimmy sesekali SMS diriku, untuk ngomongin radit. Aku hanya tertawa kecil membaca sms dari jimmy. “jeki, liat tuh radit. Kayakx dia pengn dketin U, jangan2 dia juga sakit” sms dari jimmy. “itu cuma perasaanmu aja, cemburu ya?” balasku. Sepanjang perjalanan aku dan jimmy smsan, disela2 obrolan kami berdua. “heh, kalian ini buang2 pulsa aja, langsung ngomong aja gak usah malu2 pake smsan segala.” tegur radit karena aku dan jimmy sesekali maen hape. “hadeh…Sotoy lu dit, aku lagi smsan ma nyokap dirumah” jawabku pada radit. “iya ni sok tahu” timpal jimmy. “hahaha, yaiyalah aku curiga aja, karena kalian ngetiknya gantian sih. Ternyata radit curiga, dan akhirnya aku tidak lagi smsan dengan jimmy. Diperjalanan menuju bedugul kami melihat pohon kelapa bercabang 5, aneh pohon kelapa kok bercabang.
Akhirnya kami tiba di danau bedugul, langit mendung dan udara dingin. Kami makan di restoran disana, dan menikmati suasana. “jim, naik boat yuk..” ajak radit. “aku gak biasa dit, ntar malah mabuk” jawab jimmy. “hahaha, gak ada ombak airnya tenang kok.” kata radit. “udah, kalian berdua aja” jawab jimmy. “Aku?” jawabku. Akhirnya aku dan radit menyewa boat, tentunya ada seorang sopir. Sopir boat itu masih muda. Kami berdua naiki boat itu, jimmy masih di restoran pinggir danau. Udara dingin ditengah danau membuatku menggigil, karena aku tidak bawa jaket. Radit melepas jaketnya dan memberikannya padaku. Kami sekarang sudah ada ditengah2 danau, kami berfoto menggunakan ponsel radit. Tiba-tiba angin lembut berhembus dari gunung membawa kabut tebal. “bli, kita harus balik” kata pengemudi boat. “boleh”kata radit. Kabut tebal mengurangi jarak pandang. Jarak pandang hanya 1,5 meter saja. Karena di tengah danau juga ada pengunjung lain, maka boat berlaju sangat pelan agar tidak bertabrakan. Aku merasa sangat ketakutan, karena aku kurang mahir berenang. Aku pegang lengan radit, dan radit merangkulku. “bli, masih jauh?” kata radit. “10 menit lagi”kata sopirnya. Ntah setan apa yang merasuki radit, dia mencium bibirku. “jek, biar hangat” kata jimmy, aku tidak berani berontak, cz takut jatuh kedanau. Ciuman dan pelukan radit berhasil menghangatkanku. Sopir boat focus ke depan agar tidak menabrak boat lain. Radit melepas ciumannya, dan ada lampu merah berkedip didepan. Lampu merah sebagai penunjuk jalan. Akhirnya kami selamat sampai dermaga. Jimmy kelihatan sangat khawatir, menunggu kami. “syukurlah kalian selamat” kata jimmy. “alhamdulillah”aku tersenyum kearahnya.
Kita bertiga berkeliling mencari souvenir khas bedugul. Adanya hanya ukiran dan acsesoris. “jek, gimana kalo kita bikin tato kontemporer?” jimmy menunjuk jasa body painting. Ide jimmy keren juga, akhirnya kami bertida pakai tato. Jimmy di lengan, aku memilih di betis kanan belakang, dan radit memilih di leher samping kanan. Dengan motif dan ukuran berbeda bagian tubuh kami di hiasi tatto. Aku baru nyadar kalo tatto raditya terdapat tulisan RLR di center tatto itu dan aku tahu arinya “Radit Love jeki”.
Keromantisan radit menyaingi jimmy, mungkin benar informasi yang aku dapat di internet, bahwa cinta sesama itu tidak ada kata setia, karena cinta sesama tidak akan abadi. Kini aku mulai terbuai dengan hangatnya cinta raditya. Perhatiannya, kasih sayangnya yang di rahasiakan dari jimmy kepadaku.
*******
GWK-Garuda Wisnu Kencana, merupakan tempat wisada budaya. Kami tiba disana saat sore hari, setelah puas foto2 dengan patun wisnu berukuran raksasa, kami disuguhkan tarian tradisional BALI. Karena kami tidak mendapatkan tempat duduk paling dEpan, akhirnya kami duduk dibagian belakang. Jimmy ditengah antara aku dan radit. Jimmy merangkulkan tangan kanannya di pinggangku, dan menyandarkan kepalanya di pundak kiriku. Sedangkan tangan kiriku di tarik oleh radit, dia menggenggamnya di belakang tubuh jimmy. Aku hanya tersenyum dengan semua ini. Biarlah radit juga merasakan kebahagiaan, karena besok kamis aku dan jimmy harus pulang ke jawa.
Rabu pagi, aku terbangun oleh suara ketukan pintu. Aku melihat kearah jam dinding, jam dinding masih menunjukan puku 05:00, aku beranjak dari tempat ditur menuju pintu. “cklek” suara kunci, dan q pegang gagang pintu. Aku buka perlan, “pagi sepupuku” suara radit mengagetkanku. “apa sih dit? Ngagetin aja”Gerutuku sedikit kesal. “Udah pagi jek, ayo joging” ajak radit.. “hoam, masih ngantuk” aku kembali ketempat tidur, dimana jimmy masih terlelap. “yaudah, aku juga mau tidur” radit langsung naik ke tempat tidur di tengah2 aku dan jimmy. “hehe, dasar pengganggu” aku tertawa dengan tingkah radit. Jimmy udah bangun akibat gangguan radit, “ayo bangun jim, kalo gak bangun kupeluk ntar yah” radit mengancam. “peluk aja kalo berani” kata jimy. “buk” suara bantal guling yang kupulkan pada mereka. Jimmy dan radit langsung tertawa. Kami bertiga sangat akrab meski hanya 3 hari bersama. Tapi jimmy tidak tahu, kalau radit juga sakit, dan juga ingin memilikiku. Kedatangan radit dikamar membuat aku dan jimmy terbangun. Aku langsung masuk kamar mandi. Radit masih mengganggu jimmy yang tetap bermalas2an diatas tempat tidur.
Aku keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk, “jim, sana mandi…kebiasaan ne anak males mandi” aku menyuruh jimmy untuk mandi. Entah mungkin karena ada radit, jimmy langsung bangun dari tempat tidur “ siap bos” jimmy hormat layaknya hormat kepada komandan. “ cie, kalo disuruh jeki langsung mau.” Ledek radit kepada jimmy. jimmy hanya mengeluarkan lidahnya ke radit dan langsung masuk kamar mandi. Akupun hanya tersenyum dan menggelengkan kepala. Aku memilih ambil celana jeans selutut dan kaos biru dilemari. dan aku letakan diatas kasur dimana masih ada radit ngeliatin aku. Aku pake perfum, dan deodorant, dilanjut memakai handbody, radit masih tetap ngeliatin aku. “ heh dit..ngapain masih disini? mau liatin aku pake celana dalam?” tanyaku. Jimmy hanya tersenyum “cie…malu ya?” ledeknya dan beranjak dari tempat tidur. Aku kira radit mau langsung keluar ternyata dugaanku salah, dia menghapiriku dan menarik handuk yang melilit dipinggangku. “ diiit…kurang aja lo..” aku sedikit berteriak. Radit hanya tertawa dan melempar handukku keatas kasur, kemudian langsung menuju pintu dan lari keruang tengah. “ ada apa jek?” tanya jimmy yang sedikit mengintip dari kamar mandi. “enggak apa2 kok jim, tuh si radit iseng banget” untung saja aku langsung pakai celana dalam dan saat jimmy ngintip keluar aku sedang memakai celana jeansku. “ow…kupikir kamu diperkosa radit …hahahaha” aku lempar jimmy pakai handukku, jimmy langsung masuk lagi dari kamar mandi dan melanjutukan mandinya.
Setelah rapi aku langsung kedapur untuk minum, ternyata didapur ada tante wulan lagi masak. “udah bangun jek?” tanya tante wulan. “iya tan, tumben tante ada didapur bukannya harus siap-siap kerja?” jawabku. “hari ini kan libur nasional jek, lihat tuh kalender warna apa?” jawab tante. “oia dink…habisnya aku jarang liahat kalender tan” aku memukul keningku. Tante menyuguhkan kopi susu dan roti bakar diatas meja. “mana si jimmy?” kata tante wulan. “masih mandi tan, ntar lagi nyusul” jawabku. “oia jim, hari ini kamu liburan bareng tante dan om ya, kemarin-kemarin kan Cuma ditemenin radit” sambil mengaduk masakannya tante mengutarakan niatnya. “boleh aja tan, lagian besok aku kan mesti balik lagi kejawa” jawabku. “aku diajak kan ma?” jawab radit dari belakangku dan jimmy disampingnya. “iya ntar bawa mobil kantor papa biar muat” jawab mama. Aku langsung mencubit pinggang radit sebagai hukumannya atas kelakuannya tadi. “auw…nyubitnya kayak cewek sakit banget” ledek radit. Tante wulan hanya tersenyum melihat ulahku dan radit.
Hadiahku Untuk Radit
Tepat jam 8 setelah sarapan tante memanggil kami untuk segera berangkat. “jim, udah siap? Ayo udah ditungguin tuh” ajakku. Jimmy juga udah siap, beberapa perlengkapan dimasukan. Tujuan kami ke tanjung benoa. Aku masukan barangku dan barang jimmy kedalam mobil inova hitam. Didalam sana juga ada tas milik radit. “radit…Ayo cepat” tante wulan memanggil dengan suara sedikit lantang. Om beny udah masuk ke mobil, “kalo lama kita tinggal aja ma” kata tante beny. Aku langsung masuk kedalam rumah menuju kamar radit. Ku ketuk pintunya namun tak ada jawaban. Aku beranikan untuk buka pintu kamarnya, kamar yang rapi dengan warna dominan biru, hampir sama dengan warna kamarku. Ternyata didalam kamar radit tidak ada. Aku langsung lari kedepan, ternyata radit udah disana sedang diomelin tante wulan.
Ayo kita berangkat, “jek, ayo masuk ke mobil” ajak tante. Aku langsung masuk kedalam mobil dan duduk sendiri dibelakang. Beberapa jam kemudian kami tiba di pantai tanjung benoa. Suasananya ramai, banyak wisatawan asing sedang asyik menikmati pemandangan dan olahraga air. Kami langsung ganti baju, di toilet. Aku pakai celana hawai selutut dan baju bali, pakai kacamata coklat tanpa alas kaki. Kami bertiga menyisir pantai, menikmati suasana pantai. Aku melatih bahasa inggrisku dengan berkenalan dengan bule asal australia. Ternyata radit lebih lancar berbahasa inggris daripada aku dan jimmy. Puas dengan jalan2 menyisir pantai, kami kembali ketempat om dan tante tadi. “wah, lagi asyik berduaan ni” ledekku pada om beny. Om beny dan tante wulan langsung tertawa. “pa, boleh nggak kita maen banana boat?” rengek radit dengan manja. Om beny langsung mengajak kami menuju tempat banana boat, aku pikir om beny juga mau ikut ternyata cuma mau bayarin doank. Tapi gapalah lumayan penghematan. Hahaha.
“Wow…Byur” suara teriakan kami dan air saat perahu karet ini melempar kami ke laut. Tidak sampai 30 menit, kami udah selesai dan menuju pantai lagi. “udah capek belum?” Kata tante wulan. “belum tan” jawab jimmy. Kalo gitu, ayo kita kepenangkaran penyuh, ajak om beny.
Liburan hari ini ditutup dengan berbelanja oleh2 di pasar seni sukowati. Om beny banyak membelikan oleh2 untuk mama dan kakak dirumah. “wah, banyak banget om oleh2nya?” aku sedikit tidak enak hati menerima semua ini. Jimmy juga dapat bingkisan dari om beny.
Waktu menunjukan jam 9 malam ketika kami sampai dirumah. Kami semua udah sangat kecapean, terlebih lagi jimmy. Aku dan jimmy langsung masuk kamar, jimmy langsung merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur. Sekejap langsung terjun ke alam mimpi. Aku buka bajuku, ganti pakai kaos katung. “tok..Tok” suara ketukan pintu kamar. Aku buka pintu itu, ternyata radit. Radit mengintip kedalam kamar, melihat jimmy pulas radit langsung menarikku keluar. Tak lupa radit menutup pintu kamar jimmy.
Radit menarikku menuju kamarnya, “ada apa dit?”tanyaku sesampainya di kamar radit. “aku mau ngasih hadiah buat kamu, ni” sebuah patung berbentuk dua orang lagi ciuman, yang bertuliskan R&R. Aku kaget dimana dia mendapatkan patung ini? Dan kapan dia membelinya. Ternyata patung it didapat tadi pagi di stan kerajinan ukiran yang aku kunjungi hari senin lalu deket rumah ini. Radit memesannya untukku. Kemudian dia memberikanku sebuah cincin perak, yang terbelah menjadi dua, satu untukku dan satunya lagi dia pake buat bandul kalungnya. Aku sangat surprice dengan semua ini. “dit, makasih ya atas semuanya. Besok aku Pulang ke jawa.” aku peluk radit. Radit membalas pelukanku.
“jek, aku akan tetap setia menunggumu” radit melepaskan pelukannya. “oia, aku juga punya hadiah untuk kamu” aku juga ingin memberikan hadiah pada radit. Aku suruh radit pejamkan matanya. Radit menuruti perintahku, aku dekati dia, langsung aku daratkan bibirku di bibirnya. Radit sedikit mendesah saat tanganku bergerilya ditubuh putihnya. Radit tak mau pasif dan diam saja. Dia juga beraksi merangsang diriku. Tak ada sehelai benangpun ditubuh kami. Pergumulan dua pasang lelaki diatas kasur selama 1jam dapat memuaskan nafsu yang membuncah satu sama lain. Aku bisikan pada radit “dit, inilah jawabanku, aku juga mencintaimu, namun tak mudah bagiku melepaskan jimmy, semua terserah padamu.” aku mencoba mengutarakan isi hatiku. “makasih jek , ini hadiah terbesar yang pernah aku dapat, thanks juga kamu telah menerima cintaku, dan aku rela kamu masih berhubungan dengan jimmy untuk saat ini. Dan aku harap aku menjadi satu2nya kelak”. Jawab radit dan diakhri kecupan dibibirku. Aku pakai bajuku lagi dan kembali kekamarku. Lelah rasanya dengan semua kejadian hari ini. Aku ingin istirahat sebelum aku pulang besok pagi. Aku peluk jimmy, dan kupejamkan mataku. Akhirnya aku terhempas kedalam mimpi2 indah.
Hari kamis pukul 06:30 aku pamit pulang ke om beny dan tante wulan. Aku salami keduanya dan kucium tangannya. “om makasih atas semuanya” ucapku pada om beny. “om, juga seneng kalau nak jeki sering datang kemari” aku hanya tersenyum pada om beny. “tante, makasih ya, masakan tante enak” ucapku pada tante wulan. “iya jek, ntar kalau liburan tante maen kejawa” tante wulan tersenyum dan memelukku. Jimmy juga menjabat tangan om dan tante. “oia, mana radit?” tanyaku. “radit mungkin masih tidur, raadit…” tante memanggilnya. Aku langsung menuju kamar radit, sedangkan jimmy, om, dan tante memasukan barang2 kami ke mobil jimmy.
Aku buka pintu kamar radit, ternyata radit sedang duduk dikamarnya dengan wajah sedih. “hei, aku mau pulang ke jawa” kataku. Namun radit tidak menjawabnya. Aku dekati dia dan aku pegang kedua pipinya. “dit, kalau kamu gini ntar malah aku yang kepikiran kamu.” ucapku padanya. Radit langsung berdiri dan memelukku, “jek, jadikan aku kekasihmu satu2nya” dengan suara lirih. Aku hanya mengelus punggungnya. “aku pasti sangat merindukanmu, aku janji aku akan mengunjungimu ke jawa nanti” suara radit makin lirih. Aku lepaskan pelukan radit, dan aku hapus titik air mata di sudut matanya. “dit, aku pasti merindukanmu” aku cium keningnya. Radit tersenyum, dan langsung memelukku. “udah..Udah, ayo kita keluar” ajakku.
Setelah semuanya beres barulah kami berdua berangkat. Aku melambaikan tangan pada om dan tante. Radit juga disitu melambaikan tangannya, dia menggerakan bibirnya untuk mengatakan sesuatu. “i love U” kata2 yang bisa aku baca dari gerakan bibirnya. Saatnya mengakhiri liburan ini, aku dan jimmy saling pandang dan tersenyum. Dalam hatiku berkata “alhamdulillah, aku bisa menikmati keindahan bali, makasih papa atas hadiah liburan ini, thanks juga buat om dan tante, buat radit: i’m wait u in java” aku tersenyum sendiri didalam mobil. “See You Balii” aku berteriak saat kapal mulai bergerak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Cinta Kasih Sesama Urang-kurai